Seringnya terdengar istilah, bisa karena terbiasa membuat masyarakat luas mengabaikan latihan-latihan yang terkadang digelar oleh para ahlil otomotif atau pun lembaga-lembaga yang bergerak di bidang otomotif sekalipun.
Beberapa pengendara akan merasa beruntung jika mempunyai kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut karena akan menambah skill mereka dalam mengendarai sepeda motor.
Memang jika bisa melakukan karena terbiasa adalah sesuatu yang lumrah, tetapi dengan ditunjang pula dengan skill berkendara yang mumpuni akan menjauhkan Anda dari sesuatu yang tidak diingnkan.
Untuk mengurangi tingginya angka kecelakaan tersebut, salah satu penyelenggara mengadakan pelatihan safety riding. Selain untuk bisa diterapkan oleh peserta, panitia berharap teori dan pelatihan tersebut dapat disebarluaskan kepada para pengendara lain oleh peserta yang terdiri dari para jurnalis dan komunitas club motor.
Salah satu teknik dalam safety riding adalah pengereman, cara untuk memperlambat roda. Bayangkan, jika teknik pengereman ini tidak benar dilakukan pengendara, fatal akibatnya.
Inilah tips safety riding mengenai teknik pengereman yang bisa Anda pratikan ketika berkendara:
Pada kecepatan rendah (walking speed) di bawah 30-40 km/jam.
1. Postur tangan menekuk dengan sudut 130o. Bobot tubuh bagian bahu ke atas ditahan oleh
otot trisep/tiga jari (bagian samping luar telapak tangan). Kedua kaki bagian lutut membekap tangki pada motor besar atau ujung jok pada motor bebek atau matic.
Jari-jari tangan kanan jangan diletakkan di tuas rem, karena bisa membahayakan handling pengendara jika ada sesuatu tidak terduga di depan pengendara. Jari tangan kanan Anda akan mendadak menekan tuas rem dan kondisi ini bisa membuat roda depan terkunci sesaat sehingga Anda terpeleset.
2. Tutup putaran gas, diikuti dengan menginjak pedal rem belakang secara halus. Jika diperlukan, bisa dibantu dengan meremas tuas rem bagian depan.
3. Untuk menjaga keseimbangan putaran mesin dan saat rpm turun mendekati angka 1000, segera remas tuas kopling dan turunkan gigi transmisi.
4. Saat kecepatan mendekati 0 km/jam atau hampir berhenti kaki kiri siap-siap diturunkan (bukan kaki kanan).
Pada kecepatan tinggi, saat kecepatan konstan 80 km/jam dan mendadak kendaraan harus berhenti sebelum di garis tujuan. Dengan perhitungan kendaraan Anda mampu untuk berhenti, berikut tips singkatnya:
1. Postur tangan menekuk dengan sudut sekitar 130o. Bobot tubuh bagian bahu ke atas, ditahan oleh otot triceps/tiga jari (bagian samping luar telapak tangan). Bagian lutut kaki membekap rapat tangki atau ujung jok. Posisi tubuh cenderung akan mengarah ke belakang jika gaya inersia (istilah fisika, materi yang menentang perubahan keadaan gerak benda materi) terasa semakin besar, seiring menurunnya kecepatan.
2. Tutup putaran gas, diikuti meremas tuas rem depan ¼ tekanan secara halus dilanjutkan dengan menginjak rem belakang. Lalu, tambahkan tekanan yang lebih besar pada kedua rem tersebut.
3. Jika keadaan belum memungkinkan dalam perlambatan rem tersebut, turunkan gear transmisi ke yang lebih rendah untuk motor bebek atau sport, sehingga Anda bisa mengontrol kecepatan motor kendaraan.
4. Jika garis perhentian semakin dekat, sedang laju kendaraan masih tinggi, tekan rem depan lebih keras sekitar 70% lebih kuat dibandingkan dengan injakan rem belakang.
5. Untuk menjaga agar kedua ban tidak terkunci, lakukan kedua pengereman dengan cara squeeze (remas-lepas-remas-lepas sebagaimana cara kerja rem ABS).
6. untuk menjaga keseimbangan putaran mesin saat turun mendekati 1.000 rpm, segera tekan
kopling dan turunkan gigi.
7. Saat kecepatan mendekati 0 km/jam ketika akan berhenti kaki kiri bersiap untuk diturunkan.