Tanjung Perak merupakan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia. Pelabuhan ini menjadi pelabuhan utama di
wilayah Indonesia Timur.
Pada
awal mulanya, untuk meningkatkan arus lalu lintas perdagangan, kargo
dan transportasi, fasilitas yang tersedia di Pelabuhan waktu itu tidak
memadai. Oleh karena itu pada tahun 1875 Ir. W. de Jonght merencanakan
untuk membangun Tanjung Perak untuk kegiatan bongkar muat tanpa
menggunakan tongkang dan perahu. Sayangnya, rencana ini ditolak karena
membutuhkan banyak dana.
Baru pada 10 tahun pertama di abad 20, W.B. Van Goor
membuat rencana, untuk menekan kapal-kapal samudra untuk bersandar lebih
dekat ke kade. Setelah tahun 1910, pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak
pun dimulai.
Selama
dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk
menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu, dengan demikian maka
dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung
Perak telah memberikan kontribusi yang besar bagi
perkembangan ekonomi dan memiliki peranan yang penting tidak hanya bagi
peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur tetapi juga di seluruh
Kawasan Timur Indonesia.