1. Memaksa mesin bekerja saat kepanasan.
Saat mesin tiba-tiba mati ketika mobil dikendarai, sebaiknya jangan langsung menghidupkan mesin kembali. Perhatikan dulu jarum penunjuk temperatur mesin.
Kalau menunjukan H (hot), sebaiknya jangan menghidupkan mesin, tetapi lakukan pengecekan sistem pendingin.
Apabila hasil pengecekan tidak menemukan penyebabnya, jangan paksa menyalakan lagi mesin mobil, karena overheating dapat terjadi kembali.
Lebih baik minta bantuan teknisi yang menjadi langganan Anda untuk melakukan perbaikan atau minta bantuan menderek mobil ke bengkel.
2. Mobil terus dikendarai meski oli habis.
Saat mesin tidak terlumasi oli, indikator oli di dasbor akan menyala. Jika hal ini terjadi, segera matikan mesin mobil, kemudian lakukan pemeriksaan kapasitas oli melalui melalui tongkat oli.
Tambahkan oli mesin jika kurang atau habis. Cek juga kemungkinan adanya kebocoran oli.
Apabila memang ada kebocoran, perbaiki segera dan jangan menyalakan mesin mobil tanpa memperbaiki kebocorannya terlebih dahulu.
Selain mengecek kuantitasnya, sirkulasi oli juga perlu diperiksa, untuk memastikan apakah mesin mobil layak dinyalakan.
3. Mesin kemasukan air (water hammer).
Air dapat masuk ke dalam mesin melalui saluran udara. Kondisi ini umumnya terjadi saat mobil melalui jalan tergenang dengan ketinggian air mencapai ketinggian lubang saluran isap.
Dikarenakan tingginya daya isap di saluran udara, maka air akan mudah ikut terisap masuk ke dalam mesin.
Air yang masuk ke dalam mesin turut menekan piston, sehingga dapat mengakibatkan pecahnya piston, connecting rod patah, katup bengkok dan mesin macet total.
Untuk mencegah terjadinya hal ini, jangan menyalakan mesin mobil dan memaksa melalui genangan, jika ketinggian air di sekitar mobil sudah melebihi roda.